Maradona Sukses Operasi Otak

Maradona Sukses Operasi Otak

BUENOS AIRES - Legenda hidup sepak bola Argentina, Diego Armando Maradona, sukses melewati masa kritisnya. Itu setelah operasi otak yang dijalani eks kapten Timnas Argentina di era tahun 80-an itu, dinyatakan sukses oleh tim dokter.

“Saya berhasil mengangkat hematoma-nya secara sukses. Tubuh Maradona merespons hasil operasi itu dengan sangat baik,” kata dokter pribadi Maradona, Leopaldo Luque, dalam sebuah pernyataan di hadapan wartawan yang dikutip ESPN, Rabu (4/11).

Menurut sang dokter, kondisi eks pesepak bola yang dulu dikenal dengan sebutan “Tangan Tuhan” itu, kini dalam kondisi yang stabil dan dalam pengawasan. Meski masih terhubung dengan alat untuk menyedot cairan yang rencananya akan dicabut dalam waktu dekat, Maradona tetap dalam kondisi baik.

Baca juga:

Akbar, Pemulung yang Viral karena Baca Alquran di Trotoar

Pemiliknya Kabur Digerebek, Ayam Bangkok yang Dipenjara

Nakes Positif, 2 Puskesmas di Kabupaten Cirebon Tutup

Terkait berapa lama eks pelatih Tim Tango itu akan menghabiskan waktu dalam perawatan, Leopaldo menyebut tergantung pada bagaimana tubuh pasien bereaksi terhadap proses pemulihan.

“Proses pemulihannya sangat baik. Bagaimana tubuhnya bereaksi terhadap prosedur ini sangat menjanjikan,” sambung Leopaldo.

Dia menambahkan, timnya membutuhkan sekitar kurang lebih 80 menit, untuk memastikan prosedur kesehatan berjalan sebagaimana diharapkan. Pesepak bola yang juga melegenda di salah satu klub Serie A itu, sebelumnya dilarikan ke sebuah klinik di La Plata pada hari Senin (2/11) waktu setempat, dan didiagnosa dengan berbagai jenis kondisi kesehatan. Seperti anemia, dehidrasi, juga depresi.

Satu hari berselang, hasil uji MRI menunjukkan keberadaan subdural hematoma.

Ini bukan yang pertama kali terjadi pada eks pemain Barcelona itu. Pada tahun 2018 lalu, pria bertumbuh gempal itu pernah jatuh sakit, dan ditemukan tak sadarkan diri saat gelaran Piala Dunia 2018 di Rusia dua tahun silam.

Sementara pada 2019 lalu, bekas pemain Boca Juniors itu sempat mengalami pendarahan pada perutnya.

Pemain yang punya kebiasaan menggiring bola hingga mulut gawang lawan itu harus dirawat akibat gangguan pada kerja jantungnya. Selain masalah pada sistem pernapasan, kondisinya diakibatkan kebiasaan mengkonsumsi obat-obatan terlarang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: